Kembali Mengenal dan Mengimani Sifat-sifat Allah
Satu-satunya
hal yang harus dilihat ketika kita berani menyatakan bahwa “Allah Telah
Membusuk” adalah keimanan kita terhadap sifat-sifat Allah. Sudahkah kita
mengimani sifat-sifat Allah? Jika belum, izinkan saya untuk memaparkan apa itu
sifat-sifat Allah.
1.
WUJUD (ADA)
ALLAH
ada karena zat-Nya sendiri, bukan karena ada yang menciptakan atau membuatnya
jadi ada. Bukti keberadaan ALLAH bisa dilihat dari alam semesta yang Dia
ciptakan. Tidak usah terlalu jauh memaksakan diri harus melihat ALLAH dulu baru
bisa percaya. Jantung yang tak terlihat saja bisa kita percaya letaknya ada
dalam tubuh kita. Memang tidak terlihat, tapi kita bisa merasakannya. Jika
masih mengelak juga bahwa kita bisa melihat jantung kita sendiri bila ada yang
memotretnya dengan alat canggih, bagaimana dengan ALLAH? Berharap ada yang bisa
memotret ALLAH dan kita melihatnya? Berarti mari pertanyakan keimanan kita
terhadap sifat ALLAH Qiyamuhu Bi Nafsihi
(Berdiri sendiri tanpa bantuan apapun) yang akan kita bahas nanti. Pada
intinya, keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat
bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
Terkait
dengan hal ini Allah SWT berfirman :
“Dan dialah yang telah menciptakan bagi
kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu
bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini
dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn dan mematikan
dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu tidak
berfikir?” … (QS.Al Muminun :78-80)
2.
QIDAM (DAHULU / AWAL)
Sifat
ALLAH ini menandakan bahwa Dia sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta
alam dan isinya yang Dia ciptakan. ALLAH tidak mempunyai asal usul, sejarah,
proses permulaan, dll. Sebab, sesuatu yang berpermulaan adalah baru, dan
sesuatu yang baru itu namanya makhluk (yang diciptakan). ALLAH bukan mahluk
melainkan Khalik (Maha Pencipta). Oleh karena itu ALLAH wajib bersifat qidam
dan tidak mungkin keberadaannya didahului oleh makhluk-Nya.
Firman
Allah SWT :
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang
Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“ … (QS. Al-Hadid :3)
3.
BAQA (KEKAL)
ALLAH
bersifat kekal, abadi, permanen, tak tergantikan, dan tak berkesudahan. Bisa
dibayangkan bila ALLAH tidak kekal, berarti Dia memiliki keturunan yang akan
mewariskan ke-Tuhanannya ketika Dia binasa. Itu artinya, ALLAH tidak bersifat
Esa (Tunggal), yang akan kita bahas juga nanti. Itu juga berarti bentuk bumi
ini bisa diubah-ubah sesuai dengan masa jabatan Tuhan yang berbeda-beda. Tuhan
A membuat lingkaran, dan Tuhan B mungkin mengubahnya jadi bentuk persegi ketika
Tuhan A binasa. Nah, bagian ini berkaitan dengan topik populer kita bahwa
“ALLAH Membusuk” itu adalah salah. Jika Tuhannya saja membusuk, bagaimana
mungkin ciptaan-Nya sehat wal ‘afiat? Sedangkan kita semua tahu hukumnya bahwa
pencipta pasti lebih sempurna dari hasil ciptaannya. Itu tidak terbantahkan.
Maka, jika kita berpikir Tuhan itu membusuk, yang dipertanyakan adalah keimanan
kita dan akal sehat kita. Diletakkan dimana dan digunakan untuk apa dua hal
itu?
Firman
Allah SWT :
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan“ … (QS. Ar-Rahman :26-27)
4.
MUKHALAFATU LIL HAWADITS (BERBEDA DENGAN
CIPTAANNYA)
Sifat
ini menunjukkan bahwa ALLAH berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Seperti sifat
sebelumnya yang sudah kita bahas, bahwa pencipta tidak mungkin sama dengan
hasil ciptaannya.
Firman
Allah SWT :
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat“ … (QS. Asy-Syura :11)
5.
QIYAMUHU BINAFSIHI (BERDIRI SENDIRI)
ALLAH
itu berdiri dengan zat-Nya sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain.
Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya, tidak ada yang
mengadakan atau menciptakan. Begitu pula dengan cara ALLAH menciptakan sesuatu,
tidak butuh bantuan apapun dan siapapun. Lalu bagaimana dengan malaikat yang
memang membantu ALLAH? Ada yang menjaga bumi, menjaga langit, memegang ‘Arys
ALLAH, dll. Mungkin kata ‘membantu’ itu tidak tepat. Sejatinya, malaikat adalah
makhluk ALLAH yang ditugaskan untuk melakukan segala perintah-Nya. Apapun itu.
ketika malaikat Izrail mencabut nyawa manusia, bukan berarti ALLAH tidak bisa
turun langsung untuk mencabutnya, melainkan itu memang sudah tugas yang
ditetapkan oleh-Nya kepada Izrail. Izrail tidak akan dapat bergerak untuk
mencabut nyawa bila ALLAH tidak menggerakkannya. Malaikat Ridwan tidak akan
menjaga pintu surga bila ALLAH tidak memerintahkannya. Hal ini juga berkaitan
dengan sifat ALLAH Qudrat (berkuasa) yang akan kita bahas juga nanti.
Firman
Allah SWT :
“Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Yang
hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.” (QS Ali Imran:2)
6.
WAHDANIYAH (ESA / TUNGGAL)
Sifat
ALLAH yang satu ini menandakan bahwa Dia tidak ada duanya. Mulai dari
keberadaan-Nya dan sifat-sifat-Nya, tidak ada yang menyamakan.
firman
ALLAH SWT:
”Katakanlah (Muhammad ). Dialah Tuhan Yang
Maha Esa . Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada_Nya segala sesuatu . dia
tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.” … (QS Al Ikhlas
:1-4)
7.
QUDRAT (BERKUASA) – KAUNUHU QADIRUN
Kekuasaan
ALLAH atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang
membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda
dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi. Sifat ALLAH yang
satu ini juga menandakan bahwa Dia tidak membutuhkan bantuan apapun, sebab Dia
berkuasa.
Firman
ALLAH SWT :
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala
sesuatu“ … (QS. Al-Baqarah
:20)
8.
IRADAT (BERKEHENDAK) – KAUNUHU MURIDUN
Tidak
ada satu hal pun yang bergerak dengan sendirinya. Segalanya ada yang mengatur,
ada yang menghendaki. Begitu pula dengan semua ciptaan ALLAH. Dia menciptakan
alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak
lain atau campur tangan dari siapa pun
Apapun yang ALLAH kehendaki pasti terjadi, begitu juga bila ALLAH tidak
kehendaki pasti tidak terjadi.
ALLAH
yang menakdirkan segala sesuatu. Bisa kita lihat contohnya pada percobaan bunuh
diri yang dilakukan banyak manusia. Alih-alih mati, jika memang bukan takdirnya
saat itu maka ia akan masuk rumah sakit akibat dari percobaan bunuh dirinya
itu. Ada yang patah tulang dan akhirnya menjalani sisa hidup dalam keadaan
cacat, ada pula yang keracunan.
ALLAH
SWT berfirman :
“Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah”maka terjadilah” …. (QS. Yasin : 82)
9.
ILMU (MENGETAHUI) – KAUNUHU ‘ALIMUN
ALLAH
Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat oleh
makhluk ciptaan-Nya. Hal ini karena ALLAH adalah pencipta, dan sebagai pencipta
pasti mengetahui segala sesuatu yang ada dan yang tidak ada pada hasil
ciptaannya.
Firman
ALLAH SWT :
”…..Allah SWT mengetahui apa yang ada
dilangit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” … (QS Al Hujurat:16)
10. HAYAT (HIDUP) – KAUNUHU
HAYYUN
Ini
sudah jelas bahwa ALLAH pasti hidup, ditandakan dengan Mahakarya-Nya pada
kehidupan alam semesta ini. ALLAH juga tidak mati. Kembali lagi bahwa ALLAH
bersifat Baqa (kekal).
Firman
ALLAH SWT :
”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak
tidur” … (QS Al Baqarah:
255)
11.SAM’UN (MENDENGAR) –
KAUNUHU SAMI’UN
ALLAH
mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Tidak ada suara yang terlepas
dari pendengaran-Nya, walaupun suara itu lemah dan pelan. Seperti suara bisikan
hati dan jiwa manusia. Pendengaran ALLAH berbeda dengan pendengaran mahluk-Nya
karena tidak terhalang oleh suatu apapun.
Firman
ALLAH SWT:
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah
:76)
12.BASHAR (MELIHAT) – KAUNUHU
BASHIRUN
Karena
status ALLAH sebagai pencipta, maka sudah jelas Dia Maha Melihat dan Maha
Mendengar. Penglihatan ALLAH ini bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh
jarak (jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau
tebal).
Firman
Allah SWT:
”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” … (al-Baqarah:
265)
13.KALAM (BERBICARA /
BERFIRMAN) – KAUNUHU MUTAKALLIMUN
Cara
berbicaranya ALLAH tentu beda dengan makhluk-Nya. Dia berbicara melalui kitab-Nya
yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya, yang kita sebut sebagai Firman
ALLAH.
Firman
ALLAH SWT:
”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan
satu perkataan yang jelas” (QS
AnNisa’ :164)
Sifat-sifat
ini semuanya berkaitan, saling berhubungan. Ibarat sebuah benda yang bergerak
pada suatu lingkaran, tidak pernah terputus, selalu terkait. Melalui
sifat-sifat ini, sudah jelas akan status ALLAH, yaitu satu-satunya Tuhan yang
tidak bisa ditambahkan, dikurangi, atau diubah zat-Nya tanpa sekehendak-Nya.
Mari kita perkuat keimanan kita dengan banyak beribadah dan merendahkan diri di
hadapan-Nya.
Wallahu
A’lam.
Oleh : Shofiy Yusro ( Departemen Keilmuan )
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar