Dinamika Sejarah dan Pergerakan KAMMI Komisariat Pertama Se-Indonesia
Sejarah kelahiran KAMMI tidak
dapat dipisahkan dari momentum gerakan Reformasi 1998. KAMMI hadir merupakan
perwujudan keresahan kaum intelektual muda yang telah lama berjibaku dengan
dunia aktivisme islam di masjid-masjid kampus. Kehadiran KAMMI merupakan
pengejawantahan yang mengalami fase perjuangan yang lebih dari cukup membuat
rezim diktator penguasa Orde Baru seakan mengalami kebuntuan dalam upaya
membungkam daya kritis mahasiswa muslim khususnya yang dipaksa untuk apolitis
terhadap permasalahan bangsa dan rakyat indonesia. Kembali mahasiswa menjadi
pelopor dan motor penggerak untuk memecah kebisuan para elit politik dan tokoh
masyarakat yang terlalu dibuai dalam pembangunan negara berbau KKN (Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme).
Kehadiran KAMMI yang
dideklarasikan pada tanggal 29 Maret 1998 di kampus Universitas Muhammadiyah
Malang. Menjadi bukti bahwa kaum cendikiawan muslim muda yang tengah menjelma
menjadi para aktivis dakwah masjid kampus menuju peran lebih dalam upaya
mereformasi tatanan kenegaraan yang selama 32 tahun tengah membangun Gap
(jurang pemisah) antara elit dan masyarakat kecil yang mayoritas adalah umat
islam. Perjuangan tersebut pada akhirnya menumbangkan Soeharto sebagai simbol
rezim diktatorisme orde baru. Dibulan mei sang bapak pembangunan tumbang selang
dari 2 bulan pasca kelahiran KAMMI di malang pada akhir dari acara FSLDK ke X
beberapa kampus melakukan konsolidasi bersama lebih 200 orang perwakilan dari
50an Lembaga Dakwah Kampus yang berkumpul di forum tersebut. di proklamatori
oleh saudara Fahri Hamzah dari Universitas Indonesia sebagai ketua Umum dan
Haryo Setyoko sebagai Sekretaris Umum KAMMI dari Universitas Gadjah Mada. Tak
lama dari deklarasi tersebut dengan kordinasi jaringan KAMMI se-Indonesia
melakukan Aksi masa, tak luput di Jakarta sebagai basis Ibukota, KAMMI
mengumpulkan lebih dari 20.000an massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan
masyarakat untuk menumbangkan dan mengkritisi rezim orde baru dengan melahirkan
6 visi Reformasi di tahun 1998.
Setelah deklarasi KAMMI di Malang,
internal KAMMI Pusat melakukan konslidasi pembentukan struktur dan terpilihlah
beberapa perwakilan kampus untuk menjadi Pengurus Harian KAMMI. Salah satu yang
luput dari sejarah KAMMI adalah jabatan Bendahara Umum yang diamanahi oleh
saudari Dewi Nilam Sari dari mantan pengurus LDK IKIP Jakarta yang memegan
peranan penting dalam segi kebijakan pendanaan gerakan KAMMI. Di kampus IKIP
Jakarta inilah
selain kader dakwahnya menyumbangkan ke KAMMI. Ketua senat IKIP
Jakarta ditahun 1998 saudara Henri Basel yang notebene adalah salah satu
aktivis dakwah kampus menjadi ketua Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta
(FKSMJ) 1998. Basis KAMMI pun melakukan konsentrasi gerakannya ditahun
1998-1999 sehingga terciptalah momen sejarah gerakan mahasiswa jalur reformasi
forum Salemba-Rawamangun. Didominasi dan dimotori mahasiswa UI di Salemba dan
IKIP Jakarta di Rawamangun yang kemudian IKIP bertransformasi menjadi
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tahun 1999.
Pasca jabatan Ketua Umum pertama
sekaligus Proklamator KAMMI Fahri Hamzah diberhentikan pada Muktamar Luar Biasa
KAMMI di Bekasi setelah 6 bulan masa jabatannya dengan berhasil menjadikan KAMMI menjadi salah satu
pemain utama gerakan mahasiswa pada saat pelengseran Soeharto. Terpilihlah
saudara Fitra Arsil dari UI sebagai Ketua Umum KAMMI Pusat selanjutnya periode
1998-2000 sebagai gerakan mengawal era Reformasi. Namun 2 jabatan penting Sekretaris
Umum dan Bendahara Umum KAMMI masih tetap diamanahi kepada Haryo Setoyoko dari
UGM dan Dewi Nilam Sari dari IKIP Jakarta/UNJ.
Selanjutnya KAMMI mulai melakukan
transformasi gerakannya. Trio kampus UI-UGM-UNJ selain menjadi pelopor KAMMI di
pusat tetap menjadi Pengurus Harian inti gerakan KAMMI Pusat di Ibukota
(UI-UNJ) dan Regional Jawa (UGM) dalam mengkordinasi gerakannya se-Indonesia.
Transformasi gerakan dari Front Aksi Mahasiswa Muslim “Tarbiyah” menjadi
organisasi pengkaderan yang dipermanenkan. Ditahun 1999 atas beberapa insiatif
pengurus dan aktivis KAMMI menjadikan Universitas Negeri Jakarta sebagai basis tetap pengkaderan gerakannya
dengan mendirikan KAMMI Komisariat UNJ sebagai Komisariat pertama di Indonesia
dengan dipilihnya saudara Sucipto sebagai ketua KAMMI Komisariat UNJ pertama.
Selang beberapa hari setelah Milad KAMMI pertama 29 Maret 1999, pada tanggal 9
April 1999 dideklarasikan KAMMI Komisariat Universitas Negeri Jakarta di gedung
Sarwahita kampus A UNJ Rawamangun. Disinilah peran sejarah gerakan mahasiswa
KAMMI di jakarta mulai dikonsolidasikan.
Walau pada awalnya KAMMI tidak
membentuk kepengurusan KAMMI daerah Jakarta secara permanen karena sebelumnya
menggunakan Jaringan Dakwah KAMMI Jakarta 1 (Jakarta Utara, Pusat, dan Jakarta
Timur) dan Jaringan Dakwah KAMMI Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan
meliputi daerah satelit ibukota) sebagai pusat gerakan massa KAMMI ditahun
1998-1999. Dengan kehadiran KAMMI Komisariat UNJ sebagai komisariat pertama di
Indonesia menjadi prototype lahirnya komisariat-komisariat KAMMI di jakarta dan
di berbagai daerah ditahun-tahun selanjutnya. Peran KAMMI Komisariat UNJ dalam
membangun basis gerakan KAMMI secara pengkaderan merupakan salah satu bagian
penting dalam mewujudkan transformasi gerakan KAMMI dari front Aksi menjadi
organisasi pengkaderan. Di masa-masa kritis inilah kehadiran KAMMI Komisariat
UNJ sangatlah diperlukan. Tercatat pula pada tahun 1999 beberapa aktivis kader
dakwah kampus UNJ memberikan sumbangsih terhadap gerakan KAMMI di tingkat Pusat
dan Daerah. Sebut saja Muhammad Yusro (Dosen FT UNJ) mantan pengurus Sospol BEM
UNJ 1999 menjadi salah satu pengurus Kajian Strategis KAMMI Pusat bersama
Muhammad Najib sebagai Ka.Dept Kastrat KAMMI Pusat di era Fitra Arsil.
Perjalanan lahirnya KAMMI Komisariat UNJ belum
berjalan mulus bahkan awalnya tidak langsung didukung oleh Dakwah Kampus UNJ
karena hanya didasari dengan inisiatif dan situasi yang membutuhkan respon
cepat. Inilah yang kemudian pasca kepengurusan pertama, Sucipto sebagai ketua
KAMMI Komsiariat UNJ Pertama ditahun 1999. Sempat beberapa kali mengalami
kevakuman kepengurusan beberapa tahun. Keberadaan KAMMI yang dipermanenkan di
kampus UNJ hanya diakui sebagai kontroversi gerakan mahasiswa tarbiyah yang
sebelumnya telah menguasai pos-pos penting lembaga internal kampus (LDK dan
Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (Senat/BEM/Legislatif) oleh kader mushola non
KAMMI dan seringkali menimbulkan konflik dalam pemetaan sistem dakwah kampus
UNJ. Disinilah peran keberadaan KAMMI Komisariat UNJ diuji. Selang 2 tahun
kemudian KAMMI Komisariat UNJ melakukan Musyawarah Komisariat sebagai
Revitaliasasi peran KAMMI di UNJ. Dan terpilihlah Derbi Dian Utama sebagai
ketua KAMMI Komisariat UNJ tahun 2001. Sebagai gerakan mahasiswa ekstra kampus
KAMMI dinilai masih baru dibandingkan dengan organsisasi ekstra lainnya (HMI dan
PMII) yang telah lama ada dan lebih dahulu hadir di kampus UNJ.
Setelah ditahun 2000 sistem
Daurah Marhalah diputuskan menjadi sistem pengkaderan KAMMI. Di UNJ era Derbi
Dian Utama sebagai Ketua KAMMI Komisariat UNJ ditahun 2001, mulailah KAMMI UNJ
melakukan fungsi pengkaderan secara tersistem. Dari sinilah (DM1) KAMMI UNJ melahirkan
generasi penerus perjuangan KAMMI dan kepemimpinan di kampus hijau negeri
ibukota. Banyak pemimpin aktivis dakwah siyasi (politik) UNJ dilahirkan dari
sistem pengkaderan ini dan menempati posisi strategis lembaga internal kampus.
Seperti Defrizal Siregar kader KAMMI sekaligus menjadi aktivis dakwah UNJ
pertama di FIK yang menjadi kastrat KAMMI UNJ 2001, selanjutnya menjadi ketua
BEM FIK dan terakhir menjadi ketua BEM UNJ ditahun 2003-2004 turut pula menjadi
pelopor gerakan mahasiswa di jakarta dalam menumbangkan rezim Megawati dengan
membawa massa aksi lebih dari 3000 mahasiswa UNJ dengan melakukan penyegelan
fakultas-fakultas dalam memaksimalkan massa demonstrasi di Ibukota bersama
aliansi gerakan mahasiswa lainnya.
Selanjutnya di era pasca Derbi
Dian Utama menjadi ketua KAMMI UNJ setelahnya beliau terpilih menjadi ketua BEM
FIP UNJ ditahun 2002. Namun pengkaderan KAMMI UNJ terus berlanjut dan kemudian melahirkan
pula Ayyatullah Neinggolan ketua KAMMI UNJ 2003-2004 saat ini telah menjadi
Dosen FBS UNJ. Dan Akmal Dicky Hujjatul Islam
dari FT sebagai ketua KAMMI UNJ dua periode 2004-2006 kemudian terpilih
menjadi Ketua BEM UNJ ditahun 2006-2007 setelah mengalahkan kader dakwah dari
internal non KAMMI. bersama Novri kader KAMMI yang terpilih menjadi ketua BEM
FBS ditahun 2002 mulai mewacanakan masuknya sistem Pengkaderan KAMMI sebagai
Kawah Candra Dimuka pengkaderan dakwah siyasi sambil terus mengupayakan hasil
pengkaderannya menjadi kader pemimpin dilembaga-lembaga internal UNJ dengan
mengusung tema “Progresifitas Dakwah Siyasi”. hasilnya terpilih kembali kader
KAMMI Fahru Latief sebagai ketua BEM UNJ periode 2007-2008. Sebelumnya Fahru
latief adalah ka.dept.kaderisasi KAMMI komisariat UNJ era kepemimpinan Akmal
Dicky. BEM UNJ di era kepemimpinan Fahru Latief menjadi pelopor dan menjadi
pemimpin Aliansi BEM Jakarta Raya dan terus mengembang menjadi Aliansi BEM Se-Jabodetabek
dikemudian hari. Dan ditahun 2006-2007 KAMMI Komisariat UNJ dipimpin oleh
Shodikin FT UNJ.
Pada
tahun 2008-2009 telah terjadi akumulasi kepemimpinan lembaga Eksekutif kampus
oleh kader-kader KAMMI Komisariat UNJ. Pasca Shodikin menjadi ketua KAMMI UNJ
di tahun 2008 terpilih menjadi ketua BEM FT UNJ dan selanjutnya Ketua KAMMI UNJ
2008-2009 dipimpin oleh Arkan Pambi dari FT UNJ. Kemudian sejarah mencatat
salah satu kader non KAMMI berhasil mengalahkan kader KAMMI yang dimajukan
menjadi Calon Ketua BEM UNJ dari FMIPA Kristian Attanila dengan maksud meredam
isu 1000 kader KAMMI menguasai lembaga eksekutif kampus dari tingkat jurusan
hingga universitas di UNJ. Kader KAMMI yang dicalonkan menjadi ketua BEM UNJ
tahun 2008-2009 hanya mendapatkan posisi sekjend BEM UNJ. Dan pasca tahun
tersebut dari tahun 2008-2011 ketua BEM UNJ dimenangkan oleh kader internal
dakwah mushola non KAMMI. Dan hal inipun berdampak pada kondisi KAMMI UNJ
ditahun 2009-2010 di era kepemimpinan Inggar Saputra dari FIP. KAMMI UNJ mulai
kembali diposisikan menjadi gerakan kritis anti BEM UNJ (sebagai Oposisi)
status quo ditambah dengan terpilihnya kader KAMMI Januar dari FT di Majelis
Tinggi Mahasiswa (MTM) UNJ sebagai Pengawas BEM UNJ. Aktivitas KAMMI Komisariat
UNJ lebih banyak fokus dalam membangun budaya penulisan dan kembali kepada
pengkaderan walau disisi lain peran KAMMI secara Nasional (Pusat) di era
kepemimpinan Rahman Toha dari UGM sebagai Ketua Umum KAMMI 2008-2010 di
Muktamar Luar Biasakan secara tidak sehat pada tahun 2009 yang notebene tahun
Politik Nasioal yang turut menjadi saksi sejarah turbulensi dan dinamika
gerakan KAMMI pada 10 tahun pertama menuju pendewasaan.
Ditahun
inilah gerakan KAMMI Pusat dan Jakarta serta UNJ secara langsung terkena imbas
MLB. Dalam pemilu nasional 2009 duet SBY dengan Budiono maju menjadi Capres dan
Cawapres yang diindentikkan sebagai pasangan Neoliberal dengan membawa
kepentingan pro asing masuk ke Indonesia. Dengan ketidaksehatan kepemimpinan di
KAMMI Pusat pasca MLB dituntut untuk segera mengambil sikap tegas terhadap
kepemimpinan nasional (pilpres 2009). Pada rapat pimpinan nasional dan mukernas
di depok Pengurus Pusat KAMMI di era transisi pasca MLB, KAMMI Pusat dipimpin oleh Rijalul
Imam. KAMMI Daerah Jakarta ditunjuk sebagai ketua tim Aksi KAMMI Nasional dan
KAMMI UNJ sebagai ketua tim Aksi KAMMI Se-Jabodetabek turut melakukan Aksi-aksi
penolakan Cawapres Neolib.
Ditahun 2009 isu Korupsi
penggelapan dana RP. 6.7 Triliun Bail
Out Century kembali menguat pasca kemenangan Presiden SBY periode ke 2 dengan
Budiono sebagai Wakil Presiden. Di tahun 2010 KAMMI Komisariat UNJ pada awal
kepengurusan KAMMI Komisariat UNJ yang diketuai oleh Abi Subhan dari FE
mendapat kesempatan menggelar diskusi Terbuka “Kasus Bank Century dan arah
Pemakzulan SBY-Budiono”yang disponsori langsung oleh KAMMI Pusat era Rijalul
Imam. Diskusi terbuka yang dihadiri lebih dari 500an mahasiswa dan masyarakat
di Aula Perpustakaan Utama kampus A UNJ Rawamangun. Dengan menghadirkan tokoh,
para politisi, dan seniman dalam menyikapi Kasus Korupsi Century dengan korelasinya
terhadap indikasi dana kampanye partai penguasa kelompok istana dan cikeas
dalam kemenangan SBY-Budiono pada pilpres tahun 2009.
Ditahun 2010 inilah pada akhirnya
membuat arah gerakan KAMMI Komisariat dan BEM UNJ menuju Islah (perbaikan)
ketua BEM UNJ 2010-2011 Muhammad Hadi Kusumah dari FMIPA adalah non kader KAMMI
namun dalam membangun gerakan mampu bersinergi membentuk isu bersama sehingga
terbentuklah aliansi Taktis Gerakan SOMASI (Solidaritas Mahasiswa Anti Korupsi)
gabungan dari KAMMI dan BEM-SI. Di jakarta KAMMI UNJ dan BEM UNJ sebagai
kordinator aksi KAMMI-BEM Se-Jabodetabek mewakili KAMMI Pusat dan Jakarta serta
BEM-SI kembali menjadi kordinator gerakan turun kejalan dengan Aksi Long-March
bunderan HI ke KPK membawa masa aksi gabungan 1000an mahasiswa dengan membawa
hasil pimpinan KPK Bibit-Candra keluar dari gedung KPK dan memberikan Statement
langsung dihadapan Mahasiswa untuk mengusut tuntas kasus koruspi Century. Walau
sebelumnya ada gerakan aksi dengan tuntutan yang sama dari KAMMI dan BEM di
DPR-RI dan Istana Negara menuntut Penuntasan Kasus Century dan Pemecatan
SBY-Budiono namun dalam aksi sebelumnya dilakukan secara terpisah.
Dengan masifnya aksi turun
kejalan di tahun 2010 tersebut akhirnya dept.Kastrat KAMMI Komisariat UNJ
membentuk tim Aksi BMS yang awalnya bernama Brandalan Mobile Sound karena di
deklarasikan pasca Aksi Century di depan DPR-RI diatas Mobil Sound Aksi (KAMMI
UNJ merupakan PJ mobil Sound Dan Kordiantor Acara Aksi Century di DPR-RI)
setelah dipukul mundur dengan tembakan Gas Air Mata dan Pukulan Aparat
Kepolisian (insiden: kader KAMMI banyak yang luka berdarah dan lebam bahkan
Ka.Dept Kebijakan Strategis KAMMI Pusat dilarikan ke rumah sakit untuk
dioperasi akibat tertembak peluru karet tepat di kacamata yang dikenakannya)
setelah insiden tersebut BMS kemudian berganti nama menjadi Brigade Mobile
Sound dan pada akhirnya diakhir kepengurusan ditetapkan menjadi Brigade Merah
Saga dengan diberi lambang Lingkaran berwarna Merah dengan Lambang KAMMI
Komisariat UNJ ditengah lingkaran tersebut sebagai arti filosofis perjuangan
gerakan Aksi KAMMI UNJ terus bergulir/berputar tak terputus hingga menjadi
tetesan merah darah dalam memperjuangkan prinsip dan perjuangan nilai kebenaran
dengan didasari spirit kebangkitan gerakan KAMMI (diberi simbol kata saga/warna
fajar menyingsing sebagai arti kebangkitan). Karena ditahun tersebut KAMMI
banyak mengalami turbulensi dan dinamika perjuangan internal-eksternal hingga
dalam teknis lapangan sudah banyak kader-kader KAMMI berkorban hingga
mengeluarkan keringat, darah, dan airmata demi mempertahankan idealisme gerakan
didepan kedzaliman penguasa.
Di periode 2010-2011 tercatat
walau bukan menjadi ketua BEM UNJ kader KAMMI UNJ Arief Wicaksana dari FE
terpilih menjadi Ketua LDK UNJ dan memegang peranan penting dalam menjadi
kordinator FSLDK Jabodetabek. Dan BMS sebagai Badan Khusus Tim Aksi KAMMI
disahkan pada Musyawarah Komisariat KAMMI UNJ ke X di Aula Perpustakaan Utama
kampus A UNJ pada awal tahun 2011. Kembali menghidupkan KAMMI UNJ sebagai
Komsiariat Pendidikan dan pada akhirnya wacana penguatan KAMMI sebagai Kawah
Candra dimuka Pengkaderan dakwah Siyasi UNJ kembali digulirkan.
Sebagai Hasil Musyawarah KAMMI
Komisariat UNJ ke X terpilihlah Akmal Junmiadi dari FE sebagai Ketua KAMMI
Komisariat UNJ yang sebelumnya menjabat menjadi ka.dept kaderisasi 2010-2011
dan Ka.Dept Kastrat 2009-2010 KAMMI Komisariat UNJ. Yang pada akhirnya terpilih
kembali menjadi ketua KAMMI UNJ hingga 2 periode 2011-2012 dan 2012-2013 namun
di periode kedua tidak sampai satu tahun dikarenakan dinamika pergerakan
internal kampus UNJ yang menuntut normalisasi ketua KAMMI Komisariat UNJ untuk pensejajaran
angkatan dengan ketua BEM, LDK dan MTM, maka pada akhirnya digenapkan menjadi 1
tahun 10 bulan masa kepengurusan dalam 2 periode kepemimpinan KAMMI Komsiariat
UNJ di era Akmal Junmiadi. Karena pada fase sebelum-sebelumnya ketua KAMMI Komsiariat
UNJ hanya disejajarkan angkatannya dengan ketua BEM/BPM/LD tingkat Fakultas atau
jurusan sehingga dianggap anak bawang (dianak tirikan) oleh lembaga ditingkat
Universitas. Itulah pada akhirnya yang membuat gerakan KAMMI diera sebelumnya
belum ditempatkan secara strategis di tingkat Universitas oleh sistem dakwah
kampus UNJ.
Di periode pertama 2011-2012
untuk mensiasati agar gerakan KAMMI Komisariat UNJ pasca sejarah 10 tahun awal
dibentuk sebagai Komisariat pertama Se-Indonesia memulai melakukan transformasi
gerakan sesuai Zeit Geist (Jiwa Zaman) dengan mengacu pada Kapita Selekta KAMMI
dari Gerakan Politik Nilai menjadi Politik Peradaban yang ditulis oleh Rijalul
Imam (Ketua Umum KAMMI Pusat 2009-2011). Dalam tafsir prinsip gerakan ke 3“Perbaikan
adalah tradisi perjuangan KAMMI” yang menjadi pola arah gerakan KAMMI
2009-2014. KAMMI Komisariat UNJ di periode ini melakukan pembaharuan sistem
manajemen keorganisasian, pola pengkaderan, kesekretariatan (dari beberapa
periode sebelumnya masalah utama mengenai sekretariat tetap KAMMI UNJ),
perluasan jaringan, desa binaan, dan manifesto pemikiran intelektualitas
gerakan literasi KAMMI Komsariat UNJ. Dengan dibentuknya susunan Kepengurusan
PK KAMMI UNJ kabinet Rekonstruktor Peradaban 1-2.
Diawal kepengurusan KAMMI UNJ
2011-2012 Sekretariat KAMMI UNJ mulai didirikan di daerah Pemuda 1 depan Kampus
UNJ Rawamangun. Namun sekretariat hanya bertahan 3 bulan awal dikarenakan
musibah kebakaran besar yang melanda daerah pemukiman jalan pemuda 1 yang pada akhirnya juga ikut
melahap sekretariatan KAMMI Komisariat UNJ, hingga saat ini penyebab kebakaran belum
diketahui jelas penyebabnya. Namun musibah kebakaran tersebut justru membuat
kader KAMMI UNJ menjadi lebih solid dan merelakan bangunan sekretariat yang
tersisa tersebut sebagai Posko Bencana KAMMI UNJ-Jakarta-Pusat. Kader-kader
KAMMI UNJ yang menjadi penghuni tetap di sekret tersebut walau telah menjadi
korban kebakaran namun tetap rela menetap menjadi relawan KAMMI Komisariat UNJ
untuk membantu Masyarakat sekitar Pemuda 1 yang tertimpa musibah hingga
rehabilitasi pasca bencana menjadi desa binaan KAMMI Komisariat UNJ selama 2
tahun dari situlah muncul ide membentuk KAMMI Aktivis Sosial (KAS) UNJ sebagai
Lembaga Semi Otonom dibawah naungan Dept.Sosial Masyarakat KAMMI UNJ yang pada
periode selanjutnya aktif melakukan pembinaan TPA di Mushola An-Nur dan
masyarakat dhuafa di jalan Pemuda 1.
Pasca musibah sekretariat yang
menjadi titik balik gerakan sosial masyarakat, KAMMI UNJ tetap melakukan
eksistensi gerakan tokoh kepemimpinan perempuan dibuatlah Seminar Kartini yang
dilakukan oleh Dept.Pemberdayaan Perempuan KAMMI UNJ di Aula Robbani Rawamangun
dengan Mengundang Ibu Siti Fadhilah (eks. Menteri Kesehatan RI 2004-2009)
sebagai awal jaringan Nasional KAMMI Komisariat UNJ. Dan beberapa pekan
sebelumnya KAMMI Komisariat UNJ di datangi 3 Tamu Mahasiswi Aktivis Dakwah
Kampus dari Malaysia untuk melakukan Studi Banding Dakwah Kampus di Indonesia.
Ini pula yang menjadi titik tolak Jaringan Internasional KAMMI Komisariat UNJ
kedepan.
Pasca Pelantikan kepengurusan
KAMMI Komisariat UNJ 2011-2012 yang dilakukan berbarengan dengan menjadi tuan
rumah Komisi Pengumpulan suara pencalonan Ketua KAMMI Pusat dari Daerah Jakarta
di ruang Aula Gedung N FE UNJ dalam memberikan aspirasi Bakal Calon Ketua KAMMI
Pusat di Muktamar Aceh 2011-2013, sebelum melakukan Musywarah Kerja KAMMI
Komisariat UNJ 2011 melakukan Studi Banding pertama ke luar Jakarta ke KAMMI di
Jogja (UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga dan KAMMI Daerah Sleman) selama 3 hari
dengan hasil rujukan pembentukan program kerja yang lebih holistik memadukan
dimensi basis gerakan pemikiran intelektual strategis KAMMI khas Jogja dengan
dimensi aktual basis gerakan strategis tak-tis KAMMI Khas Jakarta. KAMMI Komisariat
UNJ mulai mendapatkan bibit ruh gerakan KAMMI secara menyeluruh dari
pembentukan pemikiran hingga teknis penguasaan lapangan. Dan tercetuslah KAMMI
UNJ sebagai Basis Rumah Ideologi gerakan dan pemetaan kader dakwah Siyasi di pos-pos
strategis UNJ dan kampus di daerah Jakarta. (PK KAMMI UNJ mengakomodasi kader
diluar kampus UNJ dan turut mensukseskan beberapa calon ketua
BEM/SENAT/LDK/Pers kampus yang menjadi kordinator kampus dibawah naungan KAMMI
UNJ dengan AB1 alumni DM1 UNJ menjadi
ketua lembaga tersebut seperti STEI Rawamangun ,STIAMI, BINUS, BSI, STT-PLN,
Jayabaya, Unas, dll sebagai cikal bakal menuju Pembentukan Komsiariat secara
mandiri dimasa mendatang).
Dalam segi manajamen keorganisasian
mulai ditetapkan standar keberhasilan dengan mencetuskan GBHO (Garis-Besar
Haluan Organisasi) yang kemudian di periode selanjutnya ditetapkan menjadi
Panduan Kerja Komisariat KAMMI UNJ. Diranah internal pengkaderan mulai
dilakukan sistem DM1 KAMMI UNJ dengan metode Rolling Class (mengacu dengan DM1
bersama peserta lebih dari 40) dan Klasik (peserta kurang dari 30) sejak tahun
inilah akhirnya KAMMI Komisariat UNJ mulai menetapkan 2 kali DM1 dalam 1
periode kepengurusan secara mandiri. Dan berhasil merekrut 80 sampai 100an
kader AB1 dalam 1 tahun perekrutan (ditambah dengan mensukseskan wacana DM1
Wajib bagi Aktivis Dakwah Kampus tingkat 1 dan 2 masa kuliah lintas fakultas di
UNJ) dan berhasil menjadikan kembali KAMMI Komisariat UNJ menjadi status
Komisariat Penuh (min 8 AB2 dan 36 AB1).
Jargon “Muslim Negarawan” KAMMI
kembali menjadi trend Setter di Kampus Hijau UNJ. Dengan pelaksanaan Kajian
Politik Islam tematik yang dilakukan oleh dept.kaderisasi KAMMI Komisariat UNJ
sebagai kajian wajib yang dilakukan dalam 2 bulan sekali sebagai Follow Up
pengkaderan DM1. Ini merupakan bagian penting dalam pengelolaan awal Madrasah
Siyasi yang sekaligus menjadi Madrasah KAMMI UNJ se-universitas dan dilakukan
secara terbuka ditempat terbuka, biasa dilakukan di selasar MNI (Majid Nurul
Irfan) atau Loby Fakultas-Fakultas UNJ. KAMMI Komisariat UNJ kembali
membesarkan peran dan eksistensinya dengan menghidupkan kembali budaya kajian
yang bersifat sekala besar dan menghidupkan kembali kajian rutin kecil (Halaqoh
Gerakan KAMMI) dan Kajian lintas organisasi perdana dan rutin yang mengundang
PP KAMMI, KAMMI Jakarta, dan Front Mahasiswa Nasional dalam menyikapi
permasalahan politik dan pendidikan. Ditahun 2011-2012 Rektor UNJ Prof. Bedjo
Sujanto menjadi salah satu Dewan Penasehat KAMMI UNJ hasinya segala kegiatan
KAMMI Komsariat UNJ mendapat legitimasi kuat dalam menggunakan fasilitas
kampus. Salah satunya dapat mengundang Rektor UNJ sebagai pembicara di DM3
KAMMI Wilayah Megapolitan (Ketua KAMMI Komisariat UNJ menjadi peserta termuda)
dan dalam Seminar Pendidikan Nasional KAMMI UNJ sebagai Keynote Speaker di Aula
Perpustakaan Utama UNJ 2011-2012 dengan dihadiri 200an mahasiswa dan calon guru
dari luar kampus UNJ dan ditahun inilah Ibu Hartini Nara Dosen FIP UNJ
dikukuhkan menjadi Dosen Pembimbing KAMMI UNJ menggantikan bapak Muhammad Yusro
Dosen FT UNJ yang pada tahun 2011 mengundurkan diri setelah menjadi Dosen
Pembimbing KAMMI Komisariat UNJ selama lebih dari 5 tahun.
Dalam dinamika internal KAMMI
Komisariat dengan pemenuhan kader-kader yang direkrut dapat menjadikan pemetaan
kader di lembaga internal sebagai ketua lembaga mulai dari tingkat jurusan
hingga Universitas. Ditahun 2011-2012 kader KAMMI UNJ terus terpilih menjadi
ketua HMJ EA, BEM FE, BPM FE, menjadi lembaga yang dipegang oleh KAMMI. FE
sebagai Basis KAMMI beberapa tahun terakhir hingga menyebar ke beberapa
Fakultas dan kampus B (FMIPA dan FIK) ketua BEM FMIPA merupakan salah satu
Kader KAMMI berhasil mematahkan mitos yang dahulu dibangun kuat bahwa kampus B
anti KAMMI sejak tahun 2011 blokade tersebut berhasil dipatahkan. Hingga
akhirnya menyusul pembentukan jarigan KAMMI ditingkat Fakultas-fakultas (FE,
FT, FIP, FBS, FIS, FMIPA, dan FIK) sebagai KAMMI Kordinator fakulas (korfak) di
UNJ mulai disusun sebagai penyokong KAMMI di UNJ dimana FT menjadi Korfak yang
secara resmi dibentuk. Selain itu muncul bibit kader-kader intelektual KAMMI
UNJ yang mulai aktif menulis opini diberbagai media massa online sebagai
perwujudan gerakan intelektual dalam bentuk literasi termasuk di blog dan web
KAMMI UNJ.
KAMMI Komisariat UNJ juga membuka
Komunikasi lintas KAMMI Komisariat se-Jakarta dan Wilayah Megapolitan bahkan
sampai tingkat Nasional. Hingga tercetus aliansi KAMMI Komisariat Se-Jakarta
dan Wilayah Jabodetabek menuju Aliansi Komisariat di Tingkat Nasional. Dari
komunikasi inilah membuat gerakan Grass Root KAMMI ditingkat kampus harus mulai
direvitalisasi dan memecah sekat-sekat kampus dengan memunculkan ide gagasan
dibentuknya pertemuan Jambore KAMMI Komisariat Se-Indonesia yang pada awalnya
akan dilakukan di Jakarta dengan dukungan KAMMI Pusat namun gagasan tersebut
belum terealisasi dikarenakan keterbatasan waktu dan agenda. Tetapi tidak
menutup kemungkinan dimasa mendatang bisa direalisasikan, setidaknya ide
tersebut sudah ditelurkan dan sejak tahun 2011-2012. Adalah suatu hal yang
luarbiasa apabila perwakilan lebih dari 300an komisariat se-Indonesia berkumpul
di Jakarta untuk bisa saling sharing dan berdiskusi mengenai dinamika
komisariat masing-masing sekaligus KAMMI Komisariat UNJ menjadi salah satu tuan
rumah pertemuan akbar tersebut.
Aksi-aksi dari KAMMI Pusat dan
KAMMI Jakarta terus mendapat sambutan baik dari KAMMI UNJ ditambah dengan
keberadaan Badan Khusus tim Aksi Brigade Merah Saga dalam aksi massa KAMMI
Komisariat UNJ memiliki basis hingga puluhan mahasiswa non KAMMI bisa ikut aksi
di BMS terkadang sampai 1-2 bus dan menjadi awal perekrutan calon kader KAMMI
UNJ dimasa mendatang. Konsistensi basis massa inilah yang pada akhirnya membuat
gerakan aksi sesuai dengan frase Istilah
Amin Sudarsono (KP KAMMI Pusat 2009-2011) “Ijtihad mambangun Basis Gerakan”
semakin memudahkan konsolidasi gerakan massa KAMMI Komisariat UNJ dalam
mengawal aksi turun kejalan tetap masif dan eksis. Hingga pada awal tahun
kepengurusan 2012-2013 periode ke 2 era Akmal Junmiadi sebagai Ketua KAMMI
Komisariat UNJ kabinet Rekonstruktor Peradaban jilid 2. Menjadikan UNJ sebagai
tuan rumah konsolidasi massa aksi KAMMI Pusat di Jakarta yang melibatkan KAMMI Se-Jabodetabek,
Banten, dan Jawa Barat dalam Penolakan rencana Kenaikan Harga BBM oleh
Pemerintah ditahun 2012. Massa KAMMI dikumpulkan sebanyak 500an Mahasiswa tepat
di depan Rektorat UNJ (Massa awal dihadiri oleh KAMMI Jakarta, Bogor, Depok dan
Banten) sebagai bentuk Show Force dihadapan Rektor dan longmarch Agitasi massa
Se-kampus A UNJ. Dengan Hasil dukungan pihak Kampus dalam aksi penolakan
kenaikan harga BBM. Setelah massa keluar kampus sempat memacetkan dan
memanaskan kembali Jalur Reformasi Rawamangun di sepanjang Jalan Pemuda depan
kampus UNJ dengan tambahan 200an Massa aksi KAMMI dari Bekasi hingga menjadi 700an. Dan terus bertambah
dengan kehadiran 100an Massa dari KAMMI Tangerang Selatan dan 200an massa Aksi
dari KAMMI Jawa Barat di depan Gedung DPR-RI total 1000an Massa KAMMI kembali
mencatat sejarah Gerakan Mahasiswa pasca Reformasi bersama Elemen Gerakan
Mahasiswa lainnya dan Buruh. KAMMI masih Massif sebagai salah satu penekan kebijakan
pemerintah yang efektif dengan basis kekuatan Ekstra Parlementer.
Aksi KAMMI terhadap penolakan kenaikan
harga BBM ditahun 2012 mendapat sorotan media lokal-nasional. Sebelumnya pun
BMS KAMMI UNJ dengan isu yang sama melakukan aksi demonstrasi pemanasan bersama
KAMMI Daerah Jakarta dan Komisariat Se-jakarta di depan Kementriaan ESDM dengan
dinamika aksi yang kratif dan berani muncul sebagai berita Headline di Salah
satu Media Televisi. Namun Aksi KAMMI di DPR-RI lebih menunjukkan semangat
Heroisme dengan berhasil Merobohkan pagar Tinggi Rumah wakil rakyat yang
menjadi simbol keangkuhan pembatas dengan rakyatnya. Aksi bertahan sampai malam
hari dengan dipukul mundur oleh ribuan Aparat dengan Gas Air Mata dan Tembakan
Peluru Karet. Namun dengan hasil DPR-RI tidak jadi memutuskan menaikkan harga
BBM.
Pada periode 2012-2013 walau
tidak sampai genap setahun. KAMMI Komisariat UNJ terus mengukuhkan gerakannya
dengan semakin memantapkan visi perbaikan dalam membentuk sinergi program
dakwah dan gerakan mahasiswa di kampus UNJ. Kali ini KAMMI dinilai memainkan
peran sebagai salah satu perekat saat berdiri ditengah gerakan mahasiswa lintas
ideologi dan organisasi di Universitas Negeri Jakarta. Di lembaga internal
Kader-Kader KAMMI mengisi pos-pos
strategis sebagai pengejawantahan prinsip ke 4 gerakan KAMMI “kepemimpinan Umat
adalah strategi Perjuangan KAMMI” hingga hampir diseluruh lembaga baik HMJ,
BPM, LDF, LDK, dan BEM kader-kader KAMMI mecoba menjadi contoh keteladanan
kepemimpinan umat secara khusus maupun umum apapun posisi dan jabatannya karena
bagi KAMMI kekuasaan adalah amanah dalam upaya menciptakan kebaikan ditengah
kondisi Umat yang tengah dalam keadaan
butuh penyadaran dan pemimpin yang menunjukkan jalan kemenangan Islam
sebagai rahmatan lil Alamin, sesuai prinsip ke 5 KAMMI “Solusi Islam adalah
sebagai tawaran perjuangan”. hingga pada akhirnya Ketua BEM UNJ periode
2012-2013 kembali diamanahkan kepada kader KAMMI Saudara Roby TW yang dahulu
bersama-sama mengikuti DM1 KAMMI UNJ di Masjid Kampus Al-Hurriyah IPB Bogor
bersama kader KAMMI yang menjadi Ketua KAMMI Komsariat UNJ periode 2012-2013
dan periode 1 tahun sebelumnya, kembali menghidupkan dinamika Gerakan Mahasiswa
di Jakarta menjelang Pemilu Gubernur DKI Jakarta yang lebih merakyat dan
transparan. Aliansi KAMMI se-Jakarta dan BEM Jakarta Raya kembali mengambil
peran strategis dalam pengawalan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta (sering disebut
RI-3, karena memerintah di Ibukota Indonesia).
Gerakan penyadaran menolak Money Politic dan seruan pemilihan secara
bersih dan tanpa kecurangan menjadi Icon
gerakan mahasiswa jakarta yang
dipelopori oleh KAMMI Se-Jakarta dan BEM Jakarta Raya yang dipersatukan di
FOMJAR (Forum Mahasiswa Jakarta). aksi berulangkali dilakukan di depan KPU
daerah Jakarta dan Balaikota DKI Jakarta. Massa dari KAMMI dan BEM seringkali
bertemu dalam satu waktu atau saling bergantian dilain waktu namun tetap
konsisten. Hingga pada waktu pelantikan Gubernur DKI jakarta yang baru Periode
2012-2017 terpilih Jokowi. Massa aksi KAMMI Se-Jakarta dan BEM Jakarta Raya
yang dipelopori dari UNJ (untuk KAMMI BMS KAMMI UNJ) tetap melakukan Aksi dalam
rangka mengingatkan Jokowi pada Janji-janji saat kampanye dulu dan Gerakan
Mahasiswa di Jakarta akan terus memantau pemerintahan Provinsi DKI Jakarta yang
baru.
Pasca gerakan mengawal pemilukada
DKI jakarta. KAMMI Komisariat UNJ meneruskan langkah strategis prinsip gerakan
KAMMI ke 6 “Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI” hingga akhirnya
dicetuskan Forum Ekstra Kampus UNJ yang melibatkan KAMMI-PMII-HMI UNJ pada saat
momentum acara pelantikan PK PMII UNJ 2012-2013 di kantor PWNU Jakarta Timur di
Jln Utan Kayu. Disitulah momentum pertemuan organsisasi ekstra kampus UNJ yang
juga dinaungi oleh alinsi Cipayung Plus di Jakarta dalam naungan Kementrian
Pemuda dan Olahraga sebagai Organisasi Kepemudaaan Masyarakat ditingkat
Nasional. Hingga akhirnya Forum ekstra Kampus UNJ di deklarasikan pasca Acara
Badan Narkotika Nasional di Aula Pertemuan Hotel Cawang Jakarta Timur ditahun
2012 dan saat ini terus mengupayakan agenda bersama hingga masuk ke HTI dan PII
UNJ dimasa mendatang.
Sebagai penutup diakhir periode
kepengurusan ke2 KAMMI Komisariat UNJ 2012-2013 juga melakukan ekspansi
Jaringan Internasional ke kedutaan besar Amerika Serikat dengan menghadiri
undangan dialog acara Mahasiswa Islam di Indonesia dan Amerika di @America Passific
Palace Jakarta Selatan, acara pertemuan tokoh-tokoh Islam di Kediaman kedubes
AS bersama Kedubes Afghanistan dan mengembangkan
jaringan rumah belajar Mahasiswa Turki di Indonesia sambil memantau
perkembangan dunia Islam khususnya pasca Arab Spring. Diakhir DM1 ke2 periode
ini KAMMI UNJ kembali didatangi tamu 2 Aktivis dari Malaysia yakni Ketua Umum
dan Kepala Sosial Politik GAMIS (Gabungan Mahasiswa Muslim se-Malaysia) yang
sengaja menyempatkan diri untuk melakukan studi banding pengkaderan KAMMI di
Komisariat UNJ pasca pertemuan Forum Pemuda Islam Asia Pasific di UI. Selain
itu KAMMI UNJ juga mulai aktif terlibat dalam pengkajian hukum di Jimly School
Law and Government milik Prof. Jimly Asshidiqie (Mantan Pendiri dan ketua
pertama Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia). Selain itu KAMMI Komisariat
UNJ pada periode ini juga telah mencoba dan membantu ekspansi pengkaderan KAMMI
di UI dalam menuju pembentukan KAMMI Komisariat UI yang dulu pernah dibubarkan
pada tahun 2004. Dengan membuat agenda DM1 bersama KAMMI Aliansi Jakarta dan
Depok.
Dan pada akhirnya tepat dibulan
Desember 2012 KAMMI Komisariat UNJ mengadakan Musyawarah Komisariat ke XII di
Aula Riyadus-Sholihin Tebet, Jakarta Timur. Terpilihlah saudara Adnan Kasofi dari FE UNJ sebagai Ketua KAMMI
Komisariat UNJ periode 2013-2014. Sebelumnya beliau adalah ka.dept Kastrat
KAMMI dan Ketua BPM FE UNJ 2012-2013. Saat ini mendapat giliran memikul amanah dalam
meneruskan estafet kepemimpinan gerakan KAMMI komisariat pertama se-Indonesia.
Pasca terpilihnya Adnan Kasofi diawal kepengurusannya dibentuklah kabinet
Intelektual Progressif PK KAMMI UNJ 2013-2014 dengan Anggota KAMMI UNJ yang
semakin massif (lebih dari 60an Anggota KAMMI menjadi Pengurus) dan
direalisasikannya Sekretariat KAMMI Komisariat UNJ di jalan Pemuda 3 sebagai
penyokong Rumah Ideologi dan pusat Gerakan KAMMI di UNJ. setelah kebakaran
meleanda Sekret di Pemuda 1 Rawamangun diperiode sebelumnya turut menjadi
penyemangat awal kebangkitan gerakan Intelektual Progressif KAMMI UNJ.
Dengan massifitas kader dan
dukungan sekretariat KAMMI UNJ di Pemuda 3, biarkan kabinet ini menuliskan
sendiri sejarahya dan menyambung mata rantai perjuangan para pendahulu sebelumnya
dengan torehan tinta emas peristiwa hari ini, sebagai sejarah yang lebih
gemilang. setelah tepat 14 tahun KAMMI Komsariat UNJ hadir sebagai Komisariat
pertama di Indonesia dalam menemani 15 tahun berdirinya KAMMI ditingkat
Nasional sebagai bayi ajaib Reformasi dan Anugrah yang diberikan oleh Allah
untuk Indonesia. Agar kemudian KAMMI semakin terus berkarya menciptakan para
pemimpin generasi Muslim Negarawan dalam mewujudkan negeri Indonesia yang madani,
dan menjadikan Islam kembali hadir sebagai sokoguru peradaban dunia dimasa
mendatang. Wallahu’alam.
Sejarah…..
KAMMI masih muda
Darah KAMMI masih mudanya muda
Tanda semangat yang takkan kunjung meluntur
Hingga kau sejarah bercerita lain
Menceritakan
mimpi-mimpi KAMMI
Mengulang kembali lakon Muhammad sang pembebas
Mengulang kembali peran khulafr Rosyidun yang menawan
Akmal Jumiadi
*Ketua Umum KAMMI UNJ 2011-2012
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar