Peran Gerakan Mahasiswa Menuju Clean and Good Governance
Clean and Good Governance merupakan tuntutan yang diperjuangkan sejak
reformasi 1998 atas reaksi terhadap keadaan pemerintahan era orde baru
dengan segala permasalahanya , terutama meliputi pemusatan kekuasaan
presiden serta terbendungnya pasrtisipasi masyarakat sebagai kontrol
sosial.
Konsdisi pemerintahan pasca reformasi sangat memperihatinkan, ternyata masih banyak agenda reformasi yang belum tuntas. Keinginan untuk mewujudkan Clean and Good governance masih sangat jauh untuk dipenuhi. Kendala –kendala menampakkan diri dalam bentuk gejolak politik , ekonomi ,hukum, sosial dan budaya serta pemerintahan keabu-abuan yang menimbulkan keresahan dan ketidakpastian bagi masyarakat, semua ini menjadi semakin membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat di bumi pertiwi.
Tentunya , ketika berbicara tentang reformasi sangat erat hubungannya dengan pergerakan mahasiswa yang dikala itu semangat kaum elit negeri ini begitu membahana badai , dengan tulus dan ikhlas mereka turun ke jalan untuk sebuah perubahan. Peran
gerakan mahasiswa untuk mewujudkan clean and good governance bukan hanya sekedar wacana saja tapi menjadi suatu keharusan karena manusia yang memiliki semangat tinggi adalah pemuda.
Dalam hidup ini, manusia mengalami tiga fase dalam hidupnya. Pertama pada saat ia dilahirkan dalam keadaan yang lemah, kedua adalah fase pertumbuhan masa muda yang kuat dan ketiga adalah keadaan kembali lemah di usia senja.Seperti halnya filosofi matahari terbit begitulah adanya kehidupan kita. Maka dari itu manfaatkanlah waktu masa muda dengan sebaik-baiknya, dengan sadar bukalah mata dan hati untuk peka terhadap lingkungan sosial. Lakukanlah pergerakan yang nyata yang dapat menjadi manfaat untuk kehidupan bermasyarakat.
Ketika berbagai alasan muncul lalu menjadi spekulasi bagi para mahasiswa untuk tidak mau aktif dalam pergerakan mahasiswa , sesungguhnya hal itu adalah sebuah ketakutan yang tak berarti. Ketika tugas kuliah yang menumpuk dijadikan alasan untuk tidak mau aksi turun kejalan atau menghadiri agenda-agenda organisasi sungguh itu adalah kesalahan mahasiswa itu sendiri yang tidak mampu memanajemen waktu dengan baik.
Mahasiswa yang tergabung dalam pergerakan sudah seyogyanya memiliki prestasi yang baik dalam perkuliahaannya dan juga turut aktif dalam berorganisasi.Karena pemuda saat ini adalah calon pemimpin masa depan, dimana kita tidak perlu menuntut orang lain untuk berubah menjadi seperti yang kita inginkan tapi kitalah yang memantapkan diri dan meningkatkan kapasitas untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang dapat mewujudkan clean and good governance.
Cleand and Good Governance semakin menjadi tuntutan dimana korupsi, kolusi dan nepotisme dan penyalahgunaan wewenang (abuse of power) begitu menyebar di berbagai belahan dunia. Berkaca pada Negeri ini , dapat kita lihat korupsi merajalela dan pemberantasannya pun masih tebang pilih. Ketidakadilan ekonomi pun semakin terlihat jelas dimana masih ada guru yang gajinya ratusan ribu per bulan sedangkan disatu sisi ada pejabat yang gajinya ratusan juta per bulan . Penegakan hukum pun stagnan , era reformasi hanya disibukkan dengan pembuatan aturan perundang-undangan dan lembaga pendukungnya tanpa ada tindakan konkret dari aparat penegak hukum untuk membuat peraturan secara efektif.
Prof. Dr. Jimmly Asshidqie mengatakan “di Negara ini banyak lembaga-lembaga yang tidak efektif”. Contohnya KPK lembaga yang superbody , bisa menangkap dan memenjarakan orang tetapi KPK saat ini tidak transparan dan kurang jujur pada masyarakat .KPK menerima dana dari luar negeri berapa banyak dan untuk apa? Kalau sembunyi-sembunyi seperti ini tentunya akan menjadi boomerang. Ini semua rumor dan masyarakat Indonesia butuh kejelasan. Asal mula terbentuknya KPK ini sebenarnya karena kekecewaan masyarakat terhadap POLRI dan jaksa , Negara Indonesia tak mungkin berjalan tanpa adanya POLRI tetapi bisa berjalan tanpa adanya KPK. KPK bekerja sensasional dan banyak bicara ,seharusnya KPK supervisi PORLI untuk memberantas korupsi.
Dalam pemberantasannya pun KPK masih tebang pilih , kasus besar seperti Century dibiarkan begitu saja bagai angin lalu padahal kasus ini adalah perampokan terbesar pasca reformasi sebesar 6,7 Triliyun rupiah. Hukum harus ditegakkan, dan penegakan hukum akan efektif apabila kasus besar yang didahulukan untuk diusut. KPK saat ini sudah terjebak pada permainan politik sehingga tak ada keberanian untuk mengusut kasus ini.
Maka dari itu, pergerakan mahasiswa seharusnya terpanggil untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Ketua PP KAMMI Muhammad Ilyas mengatakan , “ Kita disini berjihad untuk menumbangkan kedzoliman yang ada didepan mata , mewujudkan cleand and good governance adalah bagian dari ibadah, melakukan kontrol sosial juga bagian dari ibadah mahasiswa”. Dapat menjadi bahan renungan apa yang dikatakan oleh Ketua PP KAMMI tersebut bahwa pergerakan mahasiswa saat ini harus dimaknai sebagai ibadah semata-mata berjuang hanya untuk Allah SWT bukan dilakukan untuk mewarnai kepentingan tertentu.
Takut 66, Takut 98- Taufiq Ismail
Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa..
1998
Kuliah Online @JIMMLY SCHOOL
Narasumber : Ketua PP KAMMI Muhammad Ilyas
Zustina Eka Marsya, staff Kebijakan Publik KAMMI UNJ
Konsdisi pemerintahan pasca reformasi sangat memperihatinkan, ternyata masih banyak agenda reformasi yang belum tuntas. Keinginan untuk mewujudkan Clean and Good governance masih sangat jauh untuk dipenuhi. Kendala –kendala menampakkan diri dalam bentuk gejolak politik , ekonomi ,hukum, sosial dan budaya serta pemerintahan keabu-abuan yang menimbulkan keresahan dan ketidakpastian bagi masyarakat, semua ini menjadi semakin membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat di bumi pertiwi.
Tentunya , ketika berbicara tentang reformasi sangat erat hubungannya dengan pergerakan mahasiswa yang dikala itu semangat kaum elit negeri ini begitu membahana badai , dengan tulus dan ikhlas mereka turun ke jalan untuk sebuah perubahan. Peran
gerakan mahasiswa untuk mewujudkan clean and good governance bukan hanya sekedar wacana saja tapi menjadi suatu keharusan karena manusia yang memiliki semangat tinggi adalah pemuda.
Dalam hidup ini, manusia mengalami tiga fase dalam hidupnya. Pertama pada saat ia dilahirkan dalam keadaan yang lemah, kedua adalah fase pertumbuhan masa muda yang kuat dan ketiga adalah keadaan kembali lemah di usia senja.Seperti halnya filosofi matahari terbit begitulah adanya kehidupan kita. Maka dari itu manfaatkanlah waktu masa muda dengan sebaik-baiknya, dengan sadar bukalah mata dan hati untuk peka terhadap lingkungan sosial. Lakukanlah pergerakan yang nyata yang dapat menjadi manfaat untuk kehidupan bermasyarakat.
Ketika berbagai alasan muncul lalu menjadi spekulasi bagi para mahasiswa untuk tidak mau aktif dalam pergerakan mahasiswa , sesungguhnya hal itu adalah sebuah ketakutan yang tak berarti. Ketika tugas kuliah yang menumpuk dijadikan alasan untuk tidak mau aksi turun kejalan atau menghadiri agenda-agenda organisasi sungguh itu adalah kesalahan mahasiswa itu sendiri yang tidak mampu memanajemen waktu dengan baik.
Mahasiswa yang tergabung dalam pergerakan sudah seyogyanya memiliki prestasi yang baik dalam perkuliahaannya dan juga turut aktif dalam berorganisasi.Karena pemuda saat ini adalah calon pemimpin masa depan, dimana kita tidak perlu menuntut orang lain untuk berubah menjadi seperti yang kita inginkan tapi kitalah yang memantapkan diri dan meningkatkan kapasitas untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang dapat mewujudkan clean and good governance.
Cleand and Good Governance semakin menjadi tuntutan dimana korupsi, kolusi dan nepotisme dan penyalahgunaan wewenang (abuse of power) begitu menyebar di berbagai belahan dunia. Berkaca pada Negeri ini , dapat kita lihat korupsi merajalela dan pemberantasannya pun masih tebang pilih. Ketidakadilan ekonomi pun semakin terlihat jelas dimana masih ada guru yang gajinya ratusan ribu per bulan sedangkan disatu sisi ada pejabat yang gajinya ratusan juta per bulan . Penegakan hukum pun stagnan , era reformasi hanya disibukkan dengan pembuatan aturan perundang-undangan dan lembaga pendukungnya tanpa ada tindakan konkret dari aparat penegak hukum untuk membuat peraturan secara efektif.
Prof. Dr. Jimmly Asshidqie mengatakan “di Negara ini banyak lembaga-lembaga yang tidak efektif”. Contohnya KPK lembaga yang superbody , bisa menangkap dan memenjarakan orang tetapi KPK saat ini tidak transparan dan kurang jujur pada masyarakat .KPK menerima dana dari luar negeri berapa banyak dan untuk apa? Kalau sembunyi-sembunyi seperti ini tentunya akan menjadi boomerang. Ini semua rumor dan masyarakat Indonesia butuh kejelasan. Asal mula terbentuknya KPK ini sebenarnya karena kekecewaan masyarakat terhadap POLRI dan jaksa , Negara Indonesia tak mungkin berjalan tanpa adanya POLRI tetapi bisa berjalan tanpa adanya KPK. KPK bekerja sensasional dan banyak bicara ,seharusnya KPK supervisi PORLI untuk memberantas korupsi.
Dalam pemberantasannya pun KPK masih tebang pilih , kasus besar seperti Century dibiarkan begitu saja bagai angin lalu padahal kasus ini adalah perampokan terbesar pasca reformasi sebesar 6,7 Triliyun rupiah. Hukum harus ditegakkan, dan penegakan hukum akan efektif apabila kasus besar yang didahulukan untuk diusut. KPK saat ini sudah terjebak pada permainan politik sehingga tak ada keberanian untuk mengusut kasus ini.
Maka dari itu, pergerakan mahasiswa seharusnya terpanggil untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Ketua PP KAMMI Muhammad Ilyas mengatakan , “ Kita disini berjihad untuk menumbangkan kedzoliman yang ada didepan mata , mewujudkan cleand and good governance adalah bagian dari ibadah, melakukan kontrol sosial juga bagian dari ibadah mahasiswa”. Dapat menjadi bahan renungan apa yang dikatakan oleh Ketua PP KAMMI tersebut bahwa pergerakan mahasiswa saat ini harus dimaknai sebagai ibadah semata-mata berjuang hanya untuk Allah SWT bukan dilakukan untuk mewarnai kepentingan tertentu.
Takut 66, Takut 98- Taufiq Ismail
Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa..
1998
Kuliah Online @JIMMLY SCHOOL
Narasumber : Ketua PP KAMMI Muhammad Ilyas
Zustina Eka Marsya, staff Kebijakan Publik KAMMI UNJ
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar